Tuesday, 30 December 2014

PENDEKSKRIPSIAN MINERAL

Mineral dapat diklasifikasikan atas sifat-sifat dasar yaitu : sifat kimia, sifat kristal, manfaat atau kegunaan, jalur dan banyaknya mineral tersebut membentuk suatu batuan dan lain-lain. Mineral merupakan unsur tunggal dapat pula berupa senyawa kimia bahkan senyawa kimia yang komplek. Dalam praktikum Kristalografi dan Minealogi diklasifikasi berdasarkan kandungan zat kimia yang dominan yang terdapat didalmnya, maka mineral dapat diklasifikasikan menjadi beberapa golongan atau group, yaitu native elements, sulfida, hidroxida, oxida, karbonat, sulfat dan silikat.

5.1. Native Elements
Unsur-unsur native elements jarang terdapat dipermukaan ataupun didalam kerak bumi. Native elements ini bukan merupakan golongan pembentuk batuan (rock forming). Asal mula pembentukan mineral native elements berkaitan dengan pengerasan atau pembentukan magma dengan reaksi kimia yang sekunder atau dengan reaksi-reaksi yang bertemperatur dan memiliki tekanan yang tinggi.
Mineral golongan native elements ini biasanya terdiri hanya satu unsur saja, tetapi kadang-kadang terdapat juga campuran dari mineral lain yang jumlahnya sangat sedikit didalamnya. Unsur-unsur yang membentuk mineral golongan native elements merupakan satu jenis unsur kimia saja tanpa berasosiasi dengan unsur yang lainnya. Mineral native elements ini sering dijumpai pada batuan beku dan sedimen atau juga batuan metamorf. Golongan ini dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur kimia, sifat dalam pada umumnya malleable dan ductile dan mempunyai BJ (Berat Jenis) yang cukup tinggi berkisar 8 – 22.
Golongan ini dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
a.       Metal (Logam)            
Emas (Au), Perak (Ag), Tembaga (Cu), dan Platina (Pt) yang kesemuanya mempunyai sistem kristal kubik atau isometrik.
b.      Semi Logam               
Arsenic (As) dan Bismuth (Bi) yang keduanya mempunyai sistem kristal hexagonal.
c.       Non Logam                
Belerang (S) yang memiliki sistem kristal orthorhombic, Intan (C) yang memiliki sistem kristal isometrik, Graphite (C) yang memiliki sistem kristal hexagonal.

5.2. Sulfida
Kelompok mineral sulfida menduduki urutan kedua dalam klasifikasi mineral berdasarkan unsur-unsur kimianya, tetapi jika ditinjau dari banyak sedikitnya masa yang terdapat dilapisan kerak bumi maka golongan sulfida menduduki posisi yang terakhir. Unsur-unsur sulfida seperti halnya golongan native elements maka golongan ini pun merupakan unsur yang tidak pembentuk batuan (rock forming), namun golongan sulfida ini merupakan golongan yang sangat penting, hal ini karena unsur-unsur kimia yang membentuk merupakan kombinasi dari berbagai bentuk dari belerang.
Asal mula terbentuknya sulfida sangat berkaitan erat dengan pengendapan dari larutan-larutan air panas. Dan aktivitas gunung api serta instrusi magma, tetapi kadang-kadang ditemukan juga mineral golongan sulfida ini merupakan hasil dari pengerasan atau pembekuan magma walaupun jumlahnya sangat sedikit. Kebanyakan mineral golongan sulfida mempunyai kilap logam (Metallic) sedangkan berat jenisnya umumnya tinggi dan kekerasannya umumnya rendah.
Contoh mineral Sulfida, adalah :
-          Galena (PbS)                                             
-          Pyrite (FeS2)
-          Chalcopyrite (CuFeS2)
-          Sphalerite (ZnS)
-          Proustit (Ag3AsS3)
-          Chalcocite (Cu2S)
-          Bornite (Cu5FeS4)
-          Cannabar (HgS)

5.3. Oxida dan Hidroxida
Golongan mineral oxida dan hidroksida ini terkadang terdapat juga sebagai mineral penting pada batuan metamorfosa dan sering juga terdapat sebagai vein (urat pada suatu lapisan batuan). Adapun kegunaan mineral-mineral oxida dan hidroksida ini kebanyakan digunakan pada industri-industri kimia, industri untuk bahan-bahan bangunan, industri aluminium dan sebagainya.
Golongan oksida merupakan kombinasi antara oksigen dengan satu macam logam atau lebih, yaitu dicirikan oleh gugus anion (O2-). Berdasarkan perbandingan antara logam oksigen (X dan O), maka golongan oksida dapat dikelompokkan menjadi oksida sederhana dan oksida kompleks.


Contoh :    
-          Tipe X2O dan XO                         : Cuprit (Cu2O) sistem kubik
-          Tipe X2O3 (grup hematite)            : Corondum (Al2O3) sistem hexagonal
-          Tipe XO2 (grup rutile)                   : pirolusit (MnO2) sistem tetragonal
-          Tipe XY2O4 (grup spinel)              : magnetit (Fe3O4)sistem kubik
Golongan hidroxida dicirikan oleh adanya gugus hidroxil (OH-), atau molekul H2O yang membuat daya ikatannya secara struktur lebih lemah dari oksida.
Contoh mineral Oxida dan Hidroxida, adalah
-          Hematite (Fe2O3)                                      
-          Magnetite (Fe3O4)                          
-          Limonite (Fe2O3H2O)                               
-          Corondum (Al2O3)                                   
-          Chromite (FeCr2O4)
-          Ilmenite (FeTiO3)
-          Manganite (MnO)
-          Goethite – limonite (Fe2O3.H2O)

5.4. Carbonates
Mineral-mineral yang termasuk dalam golongan ini adalah mineral-mineral yang mengandung terdiri dari senyawa-senyawa garam asam karbon. Beberapa diantara mineral golongan ini menjadi mineral-mineral pembentuk batuan (rock forming) yang berasal dari endapan dan metamorfosa dari lapisan tanah dan batu. Cirri khas yang paling menonjol dari mineral-mineral golongan carbonates adalah dapat bereaksi dengnan HCl.
Reaksi ini menghasilkan karbondioksida (CO2) yang terlihat seperti buih yang memberi kesan mineral tersebut seperti mendidih. Mineral-mineral pada golongan carbonates sering dijumpai pada batuan beku dan sedimen ada juga pada batuan metamorf. Pada batuan sedimen yaitu pada batuan gamping, sedangkan pada batuan metamorf yaitu pada batuan marmer (marble).Beberapa kegunaan dari mineral-mineral pada golongan ini diantaranya adalah untuk dipakai pada industri kimia, juga untuk bahan bangunan. Golongan ini dicirikan oleh adanya  gugus anion yang kompleks, yaitu CO32-. Hadirnya ion H+ akan menyebabkan mineral-mineral menjadi tidak stabil dan akan memutuskan ikatannya untuk membentuk H2O dan CO2. Reaksi ini disebut Fizz Test dengan asam (HCl) yang paling banyak digunakan dalam identifikasi karbonat.
Reaksi : CaCO3 + H2O + CO2                  CaH2(CO3)2
              Calcite                                         Asam bikarbonat
Contoh dari mineral Carbonates, adalah:
-     Calcite (CaCO3)                                                    
-     Aragonit (CaCO3)                                                   
-     Dolomite [CaMg(CO3)2]                                       
-          Magnesite  (MgCO3)                                             
-          Azurite (Cu3(OH)2(CO3)2)
-          Borak (Na2B4O5(OH)48H2O)
-          Niter (NaNO3)
-           Malachite [Cu2(CO3)(OH)2]

5.5. Sulfat
Adapun proses pembentukan dari mineral ini sebagai akibat dari mengendapnya garam-garam asam belerang dari permukaan bumi ataupun yang merupakan hasil dari produk oksidasi sulfida. Sedangkan kegunaan dari pada mineral golongan sulfat lebih banyak digunakan dalam industri kimia dan bahan bangunan. Mineral-mineral golongan sulfat ini kebanyakan ditemukan pada batuan beku, sedimen dan metamorf serta pada urat suatu lapisan batu (vein).
Golongan ini dicirikan oleh adanya gugus anion SO42- dan pada umumnya mempunyai kilap non logam (kaca, lemak, atau sutera) dan terbentuk dari larutan.
Contoh dari mineral Sulfat :
-          Gypsum (CaSO4.2H2O)
-          Anhydrite (CaSO4)
-          Barite (BaSO4)
-          Wolframit [(Fe,Mn)Wo4]
-          Barit (BaSO4)

4.6. Silikat
Mineral-mineral yang termasuk golongan silikat ini adalah mineral dengan jenis dan jumlah yang terbanyak yaitu sekitar 73%. Mineral-mineral pada golongan silikat sangat banyak di jumpai baik didalam kerak bumi ataupun diatas permukaan bumi. Mineral-mineral pada golongan ini adalah mineral yang terbanyak yang menjadi mineral pembentuk batuan (rock forming). Silikat merupakan komponen dari batuan utama yang terbentuk akibat pembekuan atau pendinginan magma dan juga mineral-mineral pada golongan ini yang terbentuk akibat metamorfosa thermal. Kadang-kadang pembentukannya juga sebagai akibat lelehan magma akibat aktifitas gunung api. Pada umumnya mineral-mineral pada golongan silikat ini mempunyai senyawa-senyawa kimia yang kompleks. Salah satu ciri khas dari mineral golongan ini adalah silikat yang terdapat didalamnya (SiO4) dengan ion oksigen pada asek-aspek dan satu ion silikon pada titik pesatnya. Pada silikat tetrahedron (SiO­4) saling berhubungan pada aspek-aspeknya membentuk cincin, rantai, dan pita. Sistem tetrahedron seperti diatas tergantung pada komposisi kimianya dan ketentuan dari sifat fisika mineralnya.
Silikat yang berbeda jaringan ionnya (silikon) digantikan oleh ion aluminium disebut alumusilikat. Sifat dari silicaterosrock forming yaitu terdapat pada mineral olivine, augit, hornblende, muscovite, dan lain-lain. Sedangkan kegunaan dari mineral-mineral silikat berguna mulai dari keperluan industri kimia, untuk obat-obatan, keperluan industri bangunan, dan untuk perhiasan.
Golongan mineral ini meliputi 25% dari keseluruhan mineral yang dikenal dan 40% dari mineral yang umum dijumpai pada batuan. Mineralnya mengandung ikatan antara unsur Si dengan unsur O. Bentuk struktur ikatannya yang bermacam-macam digunakan sebagai dasar penggolongan. Silikat merupakan gugus molekul yang mengandung SiO4 tetrahedral. Mineral dari golongan silikat biasanya banyak digunakan sebagai dasar klasifikasi dan penamaan batuan, terutama batuan beku.
Contoh dari mineral Silicates, adalah :
-          Orthoclase (KAlSi3O8)
-          Muscovit [KAl2(AlSi3)O10(OH)2]
-          Hornblende [(Ca,Na)2-3(Mg,Fe+2,Fe+3,Al)5(AlSi)8O22(OH)2]
-          Quartz (SiO2)

-          Zeolit-Na (Na6[(AlO2)6(SiO2)30] . 24H2O)

No comments:

Post a Comment