1. Konsep-konsep dan hukum-hukum dalam geologi
Untuk dapat memahami ilmu geologi, pemahaman tentang konsep-konsep dan hukum-hukum
dalam ilmu geologi sangatlah penting dan merupakan dasar dalam mempelajari ilmu geologi.
Adapun hukum dan konsep geologi yang menjadi acuan dalam geologi antara lain adalah konsep
tentang susunan, aturan dan hubungan antar batuan dalam ruang dan waktu. Pengertian ruang
dalam geologi adalah tempat dimana batuan itu terbentuk sedangkan pengertian waktu adalah
waktu pembentukan batuan dalam skala waktu geologi. Konsep uniformitarianisme (James
Hutton), hukum superposisi (Steno), konsep keselarasan dan ketidakselarasan, konsep transgresi-
regresi, hukum potong memotong (cross cutting relationship) dan lainnya.
1.1 Doktrin Uniformitarianisme
· James Hutton (1785) : Sejarah ilmu geologi sudah dimulai sejak abad ke 17 dan 18 dengan
doktrin katastrofisme yang sangat populer. Para penganutnya percaya bahwa bentuk
permukaan bumi dan segala kehidupan diatasnya terbentuk dan musnah dalam sesaat akibat
suatu bencana (catastroph) yang besar. James Hutton, bapak geologi modern, seorang ahli
fisika Skotlandia, pada tahun 1795 menerbitkan bukunya yang berjudul “Theory of the Earth”,
dimana ia mencetuskan doktrinnya yang terkenal tentang Uniformitarianism.
Uniformitarianisme merupakan konsep dasar geologi modern. Doktrin ini menyatakan bahwa
hukum-hukum fisika, kimia dan biologi yang berlangsung saat ini berlangsung juga pada masa
lampau. Artinya, gaya-gaya dan proses-proses yang membentuk permukaan bumi seperti
yang kita amati saat ini telah berlangsung sejak terbentuknya bumi. Doktrin ini lebih terkenal
sebagai “The present is the key to the past” dan sejak itulah orang menyadari bahwa
bumi selalu berubah. Dengan demikian jelaslah bahwa geologi sangat erat hubungannya
dengan waktu. Pada tahun 1785, Hutton mengemukakan perbedaan yang jelas antara hal
yang alami dan asal usul batuan beku dan sedimen. James Hutton berhasil menyusun urutan
intrusi yang menjelaskan asal usul gunungapi. Dia memperkenalkan hukum superposisi yang
menyatakan bahwa pada tingkatan yang tidak rusak, lapisan paling dasar adalah yang paling
tua. Ahli paleontologi telah mulai menghubungkan fosil-fosil khusus pada tingkat individu dan
telah menemukan bentuk pasti yang dinamakan indek fosil. Indek fosil telah digunakan secara
khusus dalam mengidentifikasi horison dan hubungan suatu tempat dengan tempat lainnya.
· William Smith (1769-1839): Mengemukakan suatu konsep yang diterapkan pada perulangan
lapisan-lapisan batuan sedimen yang ada di Inggris. Smith telah membuktikan bahwa dalam
perioda waktu yang sama akan terjadi perulangan lapisan batuan yang sama dan setiap
formasi pada lapisan batuan akan mempertlihatkan karakter yang sama. Berdasarkan hal
tersebut, Smith mengajukan suatu konsep yang dikenal dengan hukum suksesi fauna.
1.2 Hukum Superposisi (Nicholas Steno)
1. Horizontalitas (Horizontality) : Kedudukan awal pengendapan suatu lapisan batuan adalah
horisontal, kecuali pada tepi cekungan memiliki sudut kemiringan asli (initial-dip) karena
dasar cekungannya yang memang menyudut.
2. Superposisi (Superposition) : Dalam kondisi normal (belum terganggu), perlapisan suatu
batuan yang berada pada posisi paling bawah merupakan batuan yang pertama terbentuk
dan tertua dibandingkan dengan lapisan batuan diatasnya.
3. Kesinambungan Lateral (Lateral Continuity) : Pelamparan suatu lapisan batuan akan
menerus sepanjang jurus perlapisan batuannya. Dengan kata lain bahwa apabila pelamparan suatu lapisan batuan sepanjang jurus perlapisannya berbeda litologinya maka
dikatakan bahwa perlapisan batuan tersebut berubah facies. Dengan demikian, konsep
perubahan facies terjadi apabila dalam satu lapis batuan terdapat sifat, fisika, kimia, dan
biologi yang berbeda satu dengan lainnya.
1.3 Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity)
a) Keselarasan (Conformity): adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan
lainnya diatas atau dibawahnya yang kontinyu (menerus), tidak terdapat selang waktu
(rumpang waktu) pengendapan. Secara umum di lapangan ditunjukkan dengan
kedudukan lapisan (strike/dip) yang sama atau hampir sama, dan ditunjang di
laboratorium oleh umur yang kontinyu.
b) Ketidak Selarasan (Unconformity): adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan lainnya (batas atas atau bawah) yang tidak kontinyu (tidak menerus), yang disebabkan oleh adanya rumpang waktu pengendapan. Dalam geologi dikenal 3 (tiga)jenis ketidak selarasan,
2) Angular Unconformity (Ketidakselarasan Bersudut) adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara satu lapis batuan (sekelompok batuan) dengan satu batuan lainnya (kelompok batuan lainnya), memiliki hubungan/kontak yang membentuk sudut.
3) Nonconformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara satu lapis batuan (sekelompok batuan) dengan satu batuan beku atau metamorf.
1.4 Genang laut dan Susut laut (Transgresi dan Regresi )
a). Transgresi (Genang Laut) : Transgresi dalam pengertian stratigrafi / sedimentologi adalah
laju penurunan dasar cekungan lebih cepat dibandingkan dengan pasokan sedimen
(sediment supply). Garis pantai maju ke arah daratan.
b). Regresi (Susut Laut) : Regresi dalam pengertian stratigrafi/sedimentologi adalah laju
penurunan dasar cekungan lebih lambat dibandingkan dengan pasokan sedimen
(sediment supply). Garis pantai maju ke arah lautan.
1.5 Hubungan potong memotong (Cross-cutting relationships)
Hubungan petong-memotong (cross-cutting relationship) adalah hubungan kejadian antara
satu batuan yang dipotong/diterobos oleh batuan lainnya, dimana batuan yang
dipotong/diterobos terbentuk lebih dahulu dibandingkan dengan batuan yang menerobos.
Pada gambar 1.6 terlihat urutan kejadian dan umur batuan adalah sebagai berikut: batuan
yang terbentuk/terendapkan pertama kali adalah Formasi (Fm) Lutgrad, selanjutnya berturut-
turut adalah Fm Birkland, Fm. Leet Junction. Ketiga formasi batuan tersebut kemudian
mengalami orogenesa disertai terbentuknya batuan terobosan (Intrusi) Granit dan kemudian
tererosi membentuk bidang ketidak selarasan bersudut dan dilanjutkan dengan pengendapan
Fm. Larsonton dan aktivitas magma berupa Intrusi Dike, dilanjutkan dengan pembentukan
Fm. Foster City, Fm. Hamlinville, dan batuan termuda dan terakhir terbentuk adalah Skinner
Guich Limestone.
Gambar 1.6 dan gambar 1.7 adalah contoh lain dari hubungan batuan yang saling potong-
memotong. Pada gambar 1.6 merupakan intrusi berbentuk dike (warna hitam) yang
memotong batuan sampingnya (warna putih), sedangkan gambar 1.7 adalah intrusi berbentuk
gang/korok (warna coklat muda) yang menerobos batuan samping (warna abu-abu
kecoklatan).
No comments:
Post a Comment